Jumat, 17 Februari 2017

Belanda berkuasa 350 tahun? pikir lagi...Ini daerah-daerah terakhir yang ditaklukan Belanda..

Di sekolah kita diajarkan bahwa Belanda menguasai Indonesia selama 350 tahun, tapi benarkah seperti itu. 
Padahal pada kenyataannya sampai menjelang akhir masa pendudukan mereka masih ada beberapa Kerajaan yang belum menyerah dan masih merdeka. 
Inilah Daerah-Daerah itu:

1. Tanah Batak (Ditaklukan pada 1907)

Sumatra adalah tanah yang paling sulit ditaklukan Belanda, salah satunya adalah Tanah Batak, dibawah pemimpin mereka Sisingamangaraja XII mereka melakukan perlawanan yang berani sampai tahun 1907 setelah Sisingamangaraja sendiri tewas dalam pertempuran bersama dengan tiga orang anaknya. Perang ini dimulai karena adanya tekanan dari kepala suku batak terhadap Sisingamangaraja untuk bertindak terhadap Belanda yang semakin gencar melakukan Kristenisasi terhadap rakyat Batak mengancam kepercayaan leluhur mereka, ditambah adanya permintaan dari Aceh (Telah berperang dengan Belanda sejak 1873) untuk mengusir Belanda.

Prajurit Batak.


2. Jambi (Ditaklukan pada 1907)

Awalnya Jambi adalah Kerajaan merdeka yang diakui Belanda, dengan syarat Jambi mengakui kekuasaan Belanda atas wilayah Palembang dan saling menghormati diantara kedua Kerajaan. semua berubah pada saat kekuasaan Jambi dipimpin oleh Sultan Ratoe Tsafioedin-Taha. Sultan Taha tidak mengakui kekuasaan Belanda terhadap tanah Sumatera dia memilih untuk mengusir mereka. Perang dimulai pada tahun 1885 sampai dengan tahun 1907.

Sultan Taha.



3. Sulawesi (Ditaklukan 1908)

Sebenarnya sudah ada wilayah Sulawesi yang telah menjadi kekuasaan Belanda, yakni Sulawesi Utara dan Ujung Pandang namun masih ada Kerajaan yang merdeka seperti Bone, dan Gowa yang berdiri kokoh. Keberhasilan Belanda dalam menaklukan daerah Jambi, Bali dan Aceh meningkatkan kepercayaan diri mereka untuk menguasai Sulawesi secara keseluruhan. Tahun 1905 dilancarkan Ekspedisi Sulawesi Selatan untuk menaklukan Kerajaan-Kerajaan merdeka disana. setelah menangkap pemimpin perlawanan Bone dan Gowa akhirnya seluruh Sulawesi ditaklukan Belanda.

Raja Gowa I  Mangimangi menerima kedatangan Gubernur Belanda





4. Bali (Ditakluka pada  1908)

Perang antara Bali dan Belanda sudah terjadi beberapa kali namun tidak sekalipun Belanda mampu menaklukan Bali. keberanian rakyatnya didukung Raja-Raja yang hebat membuat Belanda kalang kabut berbagai cara licik dilancarkan namun menemui keagagalan sebelum akhirnya Belanda mengirim pasukan besar dari berbagai daerah di Indonesia, Rakyat Bali kalah jumlah dan melakukan Perang Puputan sampai mati, bahkan keluarga Kerajaan Klungkung melakukan ritual bunuh diri Puputan setelah Raja mereka Dewa Agung Jambe tewas oleh Belanda.

Dewa Agung Klungkung.

5. Aceh (Ditaklukan pada 1912)

Daerah inilah yang lama dan sulit untuk ditaklukan Belanda, keberanian masyarakatnya ditambah pemimpin yang hebat seperti Teuku Umar, Panglima Polim, Cut Nyak Dien dan juga persenjataan yang baik membuat Belanda kerepotan, berkali-kali upaya mereka dipatahkan perlawanan Rakyat Aceh. langkah-langkah licik mereka mulai dari adu domba kemudian perundingan damai palsu selalu dimentahkan, bahkan sebenarnya perang gerilya tetap ada sampai pada kedatangan Jepang pada tahun 1942.

Teuku Umar Pemimpin Perang Aceh.






Selasa, 14 Februari 2017

Perang Dunia Pertama (Bagian 3 Kekaisaran Ottoman)

Kekaisaran Ottoman adalah Kekhalifahan terakhir Islam yang telah berdiri selama enam ratus tahun, disaat kejayaannya memiliki wilayah yang sangat luas mencakup dua benua Asia dan Eropa. Kekaisaran Ottoman sendiri berdiri setelah runtuhnya Dinasti Seljuq yang berbasis di Anatolia dan terpecah menjadi wilayah-wilayah merdeka yang disebut Ghazi, salah satunya ialah yang dipimpin oleh Osman I (namanya menjadi dasar nama kekaisaran ini Ustmaniyah).

Singkat cerita Kekaisaran Ottoman menjadi salah satu yang terbesar di dunia, memiliki wilayah luas yang membentang dari Eropa terutama Balkan dan Asia di Timur Tengah. namun itu adalah Kekaisaran Ottoman di masa lalu, menjelang perang dunia pertama mereka diambang kehancuran, banyak wilayahnya telah merdeka terutama yang ada di Balkan. Kekaisaran Ottoman dijuluki The Sick Man of Europe karena hal ini.

Peta Ottoman di Masa Jayanya


Peta Ottoman menjelang perang dunia pertama


Alasan masuknya Kekaisaran Ottoman kedalam Perang Dunia Pertama masih menjadi perdebatan karena mereka tidak ikut dalam aliansi militer apapun di Eropa.

Namun apabila kita melihat kejadian-kejadian sebelum pecahnya perang kita dapat mengerti keterlibatan Ottoman dalam perang dan mengapa mereka berpihak kepada Jerman.

Kekaisaran Ottoman memerlukan bantuan dan dukungan terutama untuk membangun Industri dan Perekonomian mereka dalam upaya kembali menjadi kekuatan besar di dunia. Tidak ada satu negara di Eropa yang ingin membantu apalagi Inggris dan Perancis, karena membantu Ottoman seperti membesarkan anak singa yang akan membahayakan mereka nantinya. Hanya Jerman yang datang memberikan bantuan dalam bentuk pelatihan militer dan pembangunan industri, dan yang paling monumental adalah rencana pembangunan jalur kereta api dari Berlin-Baghdad yang apabila selesai akan menjadi jalur perekonomian penting Ottoman dengan Eropa Barat.

Perkembangan Kekaisaran Rusia di Eropa dan Asia menjadi ancaman terbesar Ottoman, Rusia telah berkembang menjadi negara raksasa yang wilayahnya bersinggungan langsung dengan Ottoman. Lebih jauh Rusia menginginkan jalur laut selat Gallipoli yang dimiliki Ottoman karena lebih dari seperempat komoditas ekspor Rusia melewati jalur ini. Sejarah juga membuktikan bahwa hampir seluruh negara balkan yang awalnya adalah wilayah Ottoman merdeka karena dukungan dari Rusia, hal ini menunjukan bahwa mereka berupaya melemahkan dan menghancurkan Ottoman.

Awal abad ke-20 adalah masa-masa kelam bagi Kekaisaran Ottoman, mereka terlibat dalam beberapa perang yang berakhir dengan kekalahan. Mereka kalah dalam perang Ottoman-Italia yang berakhir dengan kehilangan Libya (Libya diklaim oleh Italia setelah perang tersebut). Pada tahun 1912 terjadi Perang Balkan antara Ottoman dengan Liga Balkan yang terdiri dari Serbia, Bulgaria, Yunani, dan Rumania, mereka juga mengalami kekalahan.

Seragam Prajurit Ottoman selama Perang Dunia Pertama.



Tahun 1914 Perang Dunia Pertama dimulai, Jerman menyerbu Perancis namun dapat dipatahkan oleh kekuatan gabungan Perancis dan Inggris. Front Timur juga dimulai Rusia menyerbu Jerman dan Austria-Hungaria sekaligus namun serangan mereka dapat dihalau malah sebaliknya Jerman mampu melakukan serangan balik yang menghancurkan. Tanpa diketahui oleh pihak sekutu Ottoman membuat perjanjian militer rahasia dengan Jerman yang berisi bahwa apabila terjadi perang yang melibatkan Jerman maka Ottoman akan ikut terlibat dengan kekuatan penuh. Janji itu dipenuhi angkatan bersenjata Ottoman dengan menyerang pangkalan angkatan laut Rusia di Laut Hitam pada 29 Oktober 1914, dimulailah keterlibatan Ottoman dalam Perang Dunia Pertama.

Serangan Angkatan Laut Ottoman di Laut Hitam.



Tidak lama setelah serangan dadakan tersebut pada 1 November 1914 Rusia mendeklarasikan perang terhadap Ottoman yang diikuti sekutunya Inggris dan Perancis. pada 2 November 1914 Rusia melakukan serangan pertama terhadap Ottoman di pegunungan Kaukasus (pegunungan yang menjadi perbatasan antara Ottoman dan Rusia) yang diberi nama Serangan Bergmann, namun serangan ini dapat dipatahkan malah tentara Ottoman melakukan serangan balasan menusuk jauh kedalam wilayah Rusia sebelum akhirnya ditahan oleh tentara Rusia.

Tentara Ottoman di Pegunungan Salju Kaukasus.


Pertempuran yang paling terkenal dalam keterlibatan Ottoman di Perang Dunia Pertama ialah Pertempuran Gallipoli.

Setelah serangan ke pangkalan angkatan laut Rusia, dimulailah perang dunia pertama di wilayah Ottoman dan timur tengah, front kaukasus Ottoman berhadapan dengan Rusia, front Mesopotamia dan Mesir Ottoman menghadapi Inggris dan negara-negara persemakmurannya.

Keterlibatan Ottoman menyebabkan masalah besar bagi Sekutu karena menambah front pertempuran baru sedangkan mereka sudah kekurangan sumber daya manusia (sebagian besar untuk menghadapi Jerman dan Austria Hungaria). pada 1915 Inggris mencoba strategi untuk langsung menyerang di Jantung Ottoman yakni Istanbul, untuk memaksa mereka menyerah dengan cepat agar tentara yang sedang bertempur dengan Ottoman dapat dimanfaatkan untuk menggempur Jerman. strateginya adalah menguasai Selat Gallipoli yang menjadi pintu gerbang menuju Istanbul.

Peta Gallipoli.


Sebelum mendaratkan tentara Sekutu yang terdiri dari Inggris dan Perancis melakukan serangan laut untuk menghancurkan pertahanan Ottoman di pantai sehingga memudahkan pendaratan tentara. Serangan laut dimulai sejak 17 Februari sampai dengan 18 Maret 1915 namun berakhir dengan kegagalan, Sekutu mengalami kerugian yang besar baik korban jiwa dan material.

Setelah kegagalan serangan laut, tentara darat dikumpulkan untuk menyerang titik-titik artileri bergerak Ottoman yang mengancam operasi penyerangan. Banyak dari tentara ini yang berasal dari berbagai negara persemakmuran Inggris diantaranya Australia, Selandia Baru, India, Gurkha dan lain-lain.

Pada 25 April 1915 Operasi pendaratan tentara dimulai.

Pendaratan dilaksanakan pada dua titik Teluk Anzac dan Tanjung Helles.

Pendaratan pertama dilakukan di Teluk Anzac (Anzac adalah nama Korps gabungan Australia dan Selandia Baru), pendaratan sekutu yang sebagian besar adalah tentara Australia dan Selandia Baru tidak berjalan dengan lancar, mereka mendarat dua kilometer dari titik yang seharusnya hal ini menyebabkan Ottoman mendapatkan waktu untuk bereaksi. Tidak lama setelah mendarat sekutu langsung dihujani tembakan artileri yang memakan banyak korban jiwa, namun ini tidak menghentikan gerak pasukan sekutu mereka tetap fokus menyerang. setelah seluruh kekuatan telah mendarat mereka melaksanakan serangan besar terhadap lini pertahanan Ottoman, namun dapat dipatahkan karena masalah geografis (lini pertahanan Ottoman berada pada tebing tinggi), setelah serangan mereda gantian Ottoman melakukan serangan balik yang menghancurkan. saling serang ini berlanjut sampai tengah malam, aksi terakhir 25 April itu dilakukan Ottoman dengan menyerbu garis pertahanan Korps Anzac yang telah berhasil dibangun, serangan ini berakhir dengan korban besar dikedua pihak tanpa pemenang.

Serangan Tentara Australia.


Pendaratan kedua dilakukan di Tanjung Helles, tentara sekutu yang terlibat kebanyakan adalah orang -orang Inggris tulen (tidak seperti pendaratan di Teluk Anzac tentara sekutu sebagian besar berasal dari Australia dan Selandia Baru). Pendaratan ini sejak awal telah salah dalam perencanaan, karena posisi pendaratan adalah titik-titik pertahanan Ottoman terkuat sehingga terjadi pembantaian terhadap tentara Sekutu yang mendarat. walau korban jiwa yang diderita sangat besar namun tidak menggetarkan Sekutu untuk meneruskan serangan Gallipoli.

Tentara Inggris sebelum mendarat.


Pertempuran Gallipoli akan berlanjut selama kurang lebih delapan bulan sejak 25 April 1915 - 9 Januari 1916. Pertempuran ini memakan korban sebanyak tiga ratus ribu orang dipihak sekutu dan dua ratus lima puluh ribu dipihak Ottoman. Pertempuran ini adalah keberhasilan terakhir Ottoman dalam perang dunia pertama karena selanjutnya mereka akan terus menemui kekalahan sebelum menyerah pada tahun 1918.

Hari pendaratan sekutu 25 April menjadi hari yang akan dikenang oleh masyarakat Australia dan Selandia Baru sebagai hari munculnya kesadaran nasional mereka, hari ini dijadikan libur nasional selalu diperingati setiap tahun.

Pertempuran ini juga muncul Jenderal Ottoman yang akan menjadi Bapak Turki modern yakni Mustafa Kemal Ataturk yang menjadi salah satu pemimpin pasukan saat pertempuran mempertahankan Gallipoli (Canakkale dalam Bahasa Turki), yang setelah kekalahan Ottoman dia mendirikan Negara Turki modern sekuler yang kita kenal saat ini.


Sabtu, 11 Februari 2017

Perang Dunia Pertama (Bagian 2 Pembuka)





Perang telah dimulai, serangan Austria-Hungaria terhadap Serbia pada 28 Juli 1914 memulai Perang Besar yang akan merenggut jutaan nyawa. perang dimulai dengan kesalahpahaman yang terjadi di Pihak Sentral, Jerman telah berjanji akan mendukung penuh tindakan militer Austria-Hungaria terhadap Serbia, tetapi janji ini diartikan berbeda, Austria-Hungaria mengira bahwa Jerman akan melindungi aksi militer mereka dengan menjaga perbatasan utara mereka dari serangan Rusia sementara serangan mereka sendiri akan dipusatkan terhadap Serbia. namun Jerman memiliki pandangan lain, mereka menginginkan Austria-Hungaria memusatkan kekuatan terhadap serangan Rusia, sehingga Jerman dapat mengerahkan seluruh tentaranya menyerang Perancis. Kesalahan koordinasi ini mengakibatkan pihak Sentral harus mengerahkan tentaranya ke semua front, tanpa fokus siapa yang harus dikalahkan terlebih dahulu. 

Peta Eropa sebagai gambaran front pada Perang Dunia Pertama.


Pada awalnya Jerman mengerahkan 80% dari kekuatannya menghadapi Perancis di front barat, sesuai dengan rencana perang mereka aufmarsch I, yang menitikberatkan menghancurkan Perancis, namun rencana ini ditinggalkan karena dalam perkembangannya Jerman harus berhadapan dengan Rusia dan Inggris secara bersamaan (Inggris telah menempatkan tentaranya di Belgia dan Perancis tidak lama setelah Invasi Jerman). Rencana perang kedua yang disebut aufmarsch II dilakukan tetap menitikberatkan fokus terhadap Perancis tetapi dengan mengurangi kekuatan untuk dikirim menjaga perbatasan timur dari Rusia.

Tentara Jerman dengan Helm khas mereka.



Penyerbuan Jerman ke Perancis didukung oleh tujuh satuan darat yang secara total dapat mencapai satu juta tiga ratus ribu prajurit. penyerbuan ini tidak mudah walaupun jumlah tentara yang besar Jerman juga harus menghadapi Inggris dan negara-negara persemakmurannya. sebelum masuk ke wilayah Perancis Jerman harus menghancurkan perlawanan Belgia terlebih dahulu, negara ini dihancurkan dalam waktu tidak kurang dari dua minggu, aksi pembunuhan terhadap penduduk sipil dan penghancuran tempat tinggal dilakukan oleh tentara Jerman. Hal ini menyebabkan gambaran buruk tentang Jerman, propaganda perang dipihak sekutu selalu memperlihatkan kekejaman tentara Jerman dalam invasinya ke Belgia dan ini berhasil (salah satunya menarik Amerika Serikat untuk ikut berperang melawan Jerman nantinya).

Tentara Belgia yang berani bertempur dengan tentara Jerman.



Setelah menghancurkan Belgia tentara Jerman masuk ke wilayah Perancis, telah menunggu sekitar lima satuan tentara dari Perancis, dimulailah pertempuran sepanjang perbatasan selama dua minggu, yang dimenangkan oleh Jerman sehingga memaksa tentara gabungan Perancis dan Inggris mundur, namun serangan balasan tentara cadangan mereka menghambat laju Jerman,sehingga tentara sekutu (Perancis dan Inggris) dapat membangun pertahanan baru.
Tentara Jerman hanya tinggal 70 kilometer dari Paris, namun Pertempuran Pertama Marne menghentikan laju Jerman, mereka terpaksa mundur, mengakhiri ancaman terhadap Paris. kedua belah pihak selanjutnya saling mencoba untuk mengepung lawan dalam pertempuran yang disebut Race for the sea, akan tetapi pertempuran ini tidak menentukan, yang terjadi selanjutnya adalah kedua belah pihak memperkuat pertahanan mereka dengan artileri serta membangun parit perlindungan sepanjang perbatasan. dimulailah perang parit yang akan menjadi ikon Perang Dunia Pertama.

Tentara Inggris dalam Parit Perlindungan.




Selasa, 07 Februari 2017

Perang Dunia Pertama (Bagian 1)

Tahun 1914 akan selalu menjadi tahun bersejarah bagi bangsa Eropa, pada saat itu dimulailah perang besar yang mengubah wajah Eropa selamanya. perang tersebut berlangsung selama kurang lebih empat tahun. dari 1914-1918 perang tersebut merenggut sembilan juta nyawa prajurit dan tujuh juta nyawa penduduk sipil. tidak kurang dari tujuh puluh juta prajurit dikerahkan oleh negara-negara yang terlibat.
Hampir semua kekuatan besar dunia saat itu terlibat, membentuk dua kubu yang saling bertikai, yang satu adalah Blok Sekutu atau Etente dengan anggota utama seperti Inggris Raya, Perancis, Kekaisaran Rusia, dan Italia, kemudian Blok Tengah dengan anggota utama, Kekaisaran Jerman, Austria-Hungaria, Kekaisaran Turki Ottoman.

Perang ini adalah puncak dari ketegangan politik di Eropa yang terjadi pada awal abad ke-20, saat itu Eropa terutama Inggris dan Perancis berada pada puncak kejayaan dengan koloni mereka di seluruh dunia. Jerman yang juga merasa sebagai negara besar menginginkan koloni seperti halnya Inggris dan Perancis. Jerman mulai membangun kekuatan terutama angkatan laut untuk menyaingi Inggris tentunya membuat mereka ketar-ketir, ditambah adanya dendam Perancis yang pernah dikalahkan Jerman dalam perang Perancis-Prussia (cikal bakal Jerman) akhirnya kedua negara ini bersama Rusia membentuk persekutuan Triple Etente yang dibalas Jerman dengan persekutuan Triple Alliance yang terdiri dari Jerman, Austria-Hungaria, dan Italia.

Perang ini dimulai setelah terbunuhnya Putra Mahkota Austria Pangeran Franz Ferdinand di kota Sarajevo Bosnia (saat itu Bosnia masih menjadi bagian dari Austria-Hongaria) oleh nasionalis Serbia Gavrilo Princip. pembunuhan ini memulai krisis diplomatik antar negara besar Eropa. Austria-Hongaria menuntut Serbia bertanggung jawab karena mereka menuduh Serbia dalang dari pembunuhan ini, namun Rusia karena merasa sebagai sesama negara etnis slavia membela Serbia. Jerman memberikan dukungan penuh atas tindakan apapun yang akan diambil Austria-Hungaria termasuk aksi militer, Perancis mendukung Rusia sebagai sesama sekutu Etente, Jerman mengancam Perancis, Inggris tidak ingin ikut campur tapi memperingatkan Jerman untuk tidak menyerbu Belgia (Belgia adalah negara yang harus dilewati Jerman apabila harus menyerbu Perancis). Ancaman Jerman terhadap Perancis tidak digubris, Rusia memobilisasi tentaranya untuk menyerang Austria-Hungaria, Jerman mengancam akan menghancurkan Rusia apabila terjadi perang. Perancis ikut memobilisasi tentara, akhirnya Jerman memobilisasi tentaranya sendiri bahkan lebih jauh menyiapkan rencana penaklukan Perancis, Austria-Hungaria melakukan langkah berani dengan menyerbu Serbia pada 28 Juli 1914, Rusia melakukan mobilisasi besar-besaran sebagai respon, Jerman memobilisasi tentaranya yang pada akhirnya mengumumkan perang terhadap Rusia pada 1 Agustus 1914. Tidak lama kemudian  pada 3 Agustus 1914 Jerman menyerbu Luxemburg negara yang berada diantara Jerman dan Perancis, Perancis mengumumkan perang terhadap Jerman. pada 4 Agustus 1914 Jerman meminta Belgia membiarkan tentaranya melewati negara itu untuk menyerbu Perancis tetapi ditolak, Jerman menyerbu Belgia, akibatnya Inggris sebagai pelindung Belgia menyatakan perang terhadap Jerman. dimulailah perang besar yang akan mengubah wajah Eropa selamanya.

Peta Eropa sebelum Perang Dunia Pertama.